Strategi McMenemy Benar, Prakteknya Berantakan
Tidak
usah terlalu meratapi kekalahan telak 0-5 skuad Garuda senior dari Uni Emirat
Arab (UEA). Sejak awal timnas Indonesia memang tidak diunggulkan dihadapan tuan
rumah UEA pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (10/10/19). Meski
demikian, usai dua kali hasil minor dihadapan Malaysia dan Thailand, kekalahan
ketiga dari UEA tetap saja memunculkan tanya “Apakah McMenemy tidak
mengevaluasi strategi tim dengan baik?”
![]() |
McMenemy gagal membawa Indonesia mencuri poin di kandang UEA - Photo taken from Liputan 6 |
Sesungguhnya
pria asal Skotlandia itu menampilkan pilihan strategi yang tepat pada laga
melawan UEA. Sadar berada pada posisi underdog,
McMenemy menurunkan skuad dan formasi awal yang direncanakan untuk
mengamankan poin di kandang lawan.
Hansamu
Yama dkk diinstruksikan untuk bermain dalam formasi awal 4-4-2 alih-alih
menerapkan pola 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang jamak dimainkan timnas Indonesia.
Formasi 4-4-2 memang dianggap lebih mendukung niat McMenemy menggeber
kolektivitas di area pertahanan sembari mengincar serangan balik ke area lawan.
McMenemy
memang tampak jelas mengincar dua hal dari laga melawan UEA yaitu jangan sampai
kalah atau seri dan syukur-syukur bisa mencuri gol untuk membawa tiga poin.
Pilihannya untuk menepikan gelandang bertipe kreator serangan seperti Evan
Dimas dan menduetkan gelandang petarung Zulfiandi dengan Hanif Sjahbandi di
lini tengah memperlihatkan hal tersebut.
Sampai
menit ke 40 babak pertama, strategi McMenemy terlihat bakal menuai hasil
positif. Irfan Bachdim dkk mampu membuat frustrasi UEA yang tidak kunjung mampu
membongkar soliditas lini tengah dan pertahanan timnas Garuda. Sayangnya, sekali
dua kali peluang melakukan serangan balik kerap gagal dimaksimalkan anak asuh
McMenemy.
Sederhananya,
strategi McMenemy nyaris berjalan sempurna. Timnas Indonesia berhasil
menggalang pertahanan solid namun disisi lain gagal mengoptimalkan peluang
serangan balik. Dan UEA akhirnya menghukum kegagalan skuad Merah Putih
menjalankan strategi McMenemy.
Kegagalan
Wawan Hendrawan mengantisipasi umpan lambung yang mengarah ke mulut gawang
dimanfaatkan dengan baik oleh Khalil Ibrahim. Mental pemain tampaknya down dari momen ini. Bayangkan rasanya
ketika tim berhasil menahan UEA sampai jelang babak pertama berakhir namun
harus kebobolan oleh gol yang tidak perlu.
Benar
saja. Keluar dari ruang ganti menuju babak kedua, mental dan konsentrasi tim
belum sepenuhnya pulih. Gol kedua UEA berawal dari kesalahan Zulfiandi yang
gagal mengamankan bola di depan area kotak penalti sendiri. UEA lantas
memanfaatkan situasi dengan mengkreasi peluang untuk gol kedua.
Pada
gol ketiga, gantian handball Hansamu
Yama memicu hukuman penalti yang berbuah gol ketiga UEA. Mental pemain semakin
jatuh, permainan mulai ngaco.
Puncaknya ketika jebakan offside lini pertahanan timnas Indonesia begitu mudah
ditaklukkan lini serang UEA untuk menceploskan gol keempat.
![]() |
UEA terlalu tangguh untuk timnas Indonesia - Photo taken from Bola Com |
Derita
bagi timnas akhirnya ditutup oleh penampilan minor Wawan Hendrawan. Kiper Bali
United itu gagal mengamankan bola sepakan dari luar kotak penalti dan membuat
bola muntahan mudah saja dituntaskan menjadi gol kelima. Well, tentu bukan kejadian yang disengaja jika gol pertama dan
terakhir pada laga itu diwarnai performa buruk Wawan Hendrawan.
Kesimpulannya,
McMenemy sudah menerapkan strategi tepat dengan menurunkan formasi 4-4-2 yang
condong bertahan sambil mengincar peluang serangan balik. Masalahnya, strategi
itu berantakan pada tahap pelaksanaan.
Pertahanan
yang digalang strategi itu hanya bertahan selama nyaris satu babak. Repotnya
lagi, saat ada peluang melakukan serangan balik, Beto dkk gagal
memaksimalkannya. Makin sempurna keapesan
yang dialami skuad asuhan McMenemy kala lima gol yang bersarang banyak
dipengaruhi kesalahan individual. Benar-benar laga yang buruk untuk dikenang.
Post a Comment