Jangan "Meng-Evan Dimaskan" Timnas U16
Setelah
menunggu selama 5 tahun, publik sepakbola nasional akhirnya merasakan kembali
kebahagiaan merayakan sebuah gelar juara. Adalah timnas U16 asuhan Fakhri
Husaini yang membawa kembali kegembiraan bagi kita semua usai memenangkan gelar
juara Piala AFF U16 berkat kemenangan adu penalti melawan Thailand.
![]() |
Timnas U16 juara Piala AFF U16 - Photo taken from infomenarik-terbaru |
Meski
hanya gelar juara di level usia muda, keberhasilan menjadi tim terbaik se Asia
Tenggara tidak mengurangi euforia keberhasilan Bagus Kahfi dkk. Apalagi prosesi
kesuksesan tersebut ditandai dengan kemampuan menaklukkan tim kuat Thailand dan
seteru abadi Malaysia di babak semifinal.
Keberhasilan
timnas U16 merengkuh gelar juara Asia Tenggara mau tak mau mengingatkan kembali
pada kiprah sukses kakak-kakak mereka pada 2013. Ya, Evan Dimas dkk adalah
penyumbang gelar juara terakhir bagi sepakbola nasional sebelum David Maulana
dan rekan-rekannya memberikan kebahagiaan serupa.
Uniknya,
ada beberapa kesamaan yang identik antara timnas U19 yang menjuarai Piala AFF
U19 dengan timnas U16 pemenang Piala AFF U16. Satu yang paling terlihat adalah
pada lokasi bersejarah tempat kedua tim itu mengangkat trofi juara. Timnas U16
dan timnas U19 sama-sama menjadi juara dihadapan puluhan ribu penonton yang
memadati stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Dukungan
luar biasa yang diberikan supporter timnas Indonesia di Sidoarjo bak
menghadirkan pemain ke 12 di atas lapangan bagi Garuda Muda. Sulit untuk
menyangkal bahwa penonton di Sidoarjo seperti memiliki ikatan emosional dengan
tim-tim usia muda yang berlaga disana.
Kesamaan
timnas U19 di tahun 2013 dengan timnas U16 di tahun 2018 tidak berhenti sampai
di lokasi juara. Kedua tim tersebut juga sama-sama melalui drama adu penalti
untuk memenangkan partai final yang menegangkan. Masih kurang? Kedua tim
tersebut juga dipimpin seorang kapten yang bermain di posisi gelandang.
![]() |
David Maulana memiliki kesamaan dengan Evan Dimas - Photo taken from Goal |
Pada
tahun 2013, timnas U19 dikapteni Evan Dimas yang berposisi sebagai seorang
gelandang. Di tahun ini, timnas U16 memiliki seorang David Maulana sebagai
seorang kapten yang juga bermain sebagai seorang gelandang. Serunya lagi, baik
Evan Dimas maupun David Maulana sama-sama mengenakan nomor punggung 6, wow!
Sungguh
sebuah kesamaan yang sangat identik. Apa perlu kita tambahkan bahwa komentator
pembawa siaran langsungnya di TV juga sama-sama dipandu Bung Valentino Jebret?
Timnas
U16 jelas memiliki kesamaan dengan timnas U19. Secara teknis permainan keduanya
sama-sama mengandalkan formasi awal 4-3-3. Gaya permainan timnas U16 yang kerap
menampilkan permainan umpan-umpan pendek serta mengandalkan kecepatan para
pemain terutama di sisi sayap mengingatkan kita pada cara bermain Evan Dimas
dkk.
Tidak
ada salahnya menyamakan David Maulana dan rekan-rekannya dengan generasi Evan
Dimas. Kedua tim muda tersebut sukses membuka mata kita bahwa sepakbola negeri
ini sesungguhnya masih punya taji untuk setidaknya menguasai Asia Tenggara.
Kalaupun
ada hal yang jangan sampai disamakan dari kedua tim ini adalah pada cara
memperlakukan mereka sebagai juara. Anak-anak muda ini memang sudah menjadi
juara tetapi sesungguhnya juara di level Asia Tenggara hanyalah langkah kecil
menuju cita-cita besar untuk tampil di pentas dunia.
Jangan
lupakan bagaimana Evan Dimas dkk gagal memenuhi ekspektasi yang diberikan
kepada mereka untuk lolos ke Piala Dunia U20. Usai memenangi Piala AFF U19 dan
berlanjut dengan mengalahkan Korea Selatan dalam perjalanan menuju Piala Asia
U19, tim asuhan Indra Sjafrie digadang-gadang untuk lolos ke Piala Dunia U20
dengan cara memenuhi target 4 besar di Piala Asia U19.
Bukan
target yang keliru jika melihat cara bermain timnas U19 kala itu yang sangat
cair dan tidak seperti tim senior diatas mereka. Evan Dimas dkk dianggap punya
modal untuk setidaknya menembus partai semifinal di Piala Asia U19.
Sayangnya,
anak asuh Indra Sjafrie seperti gagal mempersiapkan diri dengan baik untuk
memenuhi target tersebut. Euforia berlebihan media yang melanda tim membuat
Evan Dimas dkk mendadak jadi selebritas baru lapangan hijau. Media menjadi
sangat dramatis mengangkat setiap berita dan informasi mengenai tim itu.
Repotnya,
publikasi berlebihan tersebut disinyalir ikut mempengaruhi persiapan yang
dilakukan Evan Dimas dkk untuk bertarung di Piala Asia U19. Tim asuhan Indra
Sjafrie “dijajakan dan dijual” kemana-mana lewat sebuah perjalanan uji tanding
ke berbagai daerah. Siaran langsung laga uji tandingnya yang selalu dinantikan
pemirsa layar TV bak menjadi sinetron baru yang mengalahkan sinetron
sebenarnya.
Entah
ada kaitannya atau tidak, faktanya Evan Dimas dkk gagal total di Piala Asia
U19. Tim itu bahkan tidak mampu untuk sekedar memberikan perlawanan yang membuat
lawan-lawan mereka harus bersusah payah meraih kemenangan. Efek kecapekan
memenuhi “jadwal tayang” siaran langsung di TV?
![]() |
Timnas U19 gagal di Piala Asia U 19 - Photo taken from Sidomi |
Melihat
kembali pada kesuksesan timnas U16 tahun ini, apa yang menimpa Evan Dimas dkk
jangan sampai menimpa David Maulana dan rekan-rekannya. Tim asuhan Fakhri
Husaini sebaiknya tetap jauh-jauh dari publikasi berlebihan media dan fokus
pada tugas selanjutnya.
Ya,
di depan mata Bagus Kahfi dkk sudah menanti Piala Asia U16 di Malaysia.
Keberhasilan menembus babak semifinal ajang ini akan menggaransi satu tiket
tampil di Piala Dunia U17 yang akan dihelat di Peru tahun depan. Inilah tujuan
utama timnas U16 dan jangan sampai terlupakan oleh euforia berlebihan pada
status juara Piala AFF U16.
David
Maulana dkk boleh jadi memiliki beberapa kesamaan dengan generasi Evan Dimas
dkk. Mereka yang tadinya tidak begitu disorot publik kini menjadi pahlawan baru
sepakbola nasional. Jika tidak berhati-hati menanganinya, kondisi ini bisa
melemahkan fokus dan konsentrasi tim.
Timnas
U16 lebih baik tetap sunyi dari publikasi media. Biarkan mereka disorot saat
tampil diatas lapangan hijau karena disanalah mereka beraksi. Anak-anak muda
ini adalah petarung diatas lapangan hijau dan bukan selebriti medsos maupun layar
TV.
Mari belajar dari kegagalan timnas U19 era Evan Dimas menembus pentas Piala Dunia U20. Jangan "meng-Evan Dimaskan" timnas U16 karena kita semua ingin melihat anak-anak muda ini berada diatas rumput laga Piala Dunia U17 tahun depan.
Mari belajar dari kegagalan timnas U19 era Evan Dimas menembus pentas Piala Dunia U20. Jangan "meng-Evan Dimaskan" timnas U16 karena kita semua ingin melihat anak-anak muda ini berada diatas rumput laga Piala Dunia U17 tahun depan.
Post a Comment