Prediksi Final Piala Dunia 2018 : Prancis Juara
Apakah
akan muncul juara baru Piala Dunia? Pertanyaan ini mengemuka di awal gelaran
Piala Dunia Rusia dan makin nyaring terdengar saat melihat sepak terjang
Kroasia. Luka Modric dkk memang menjadi salahsatu tim yang dianggap potensial
muncul sebagai juara baru Piala Dunia bersama Belgia.
Lolosnya
Kroasia ke partai final menunjukkan bahwa kehadiran juara baru Piala Dunia
sangat mungkin terjadi. Tim asuhan Zlatko Dalic tinggal selangkah lagi memenuhi
ekspektasi tersebut dimana tugas terakhir mereka adalah menaklukkan Prancis.
Sebuah misi yang sulit untuk diselesaikan dengan baik.
![]() |
Prancis, lawan yang terlalu tangguh untuk Kroasia - Photo taken from usnews |
Ya,
ini adalah ulasan prediksi final Piala Dunia 2018 dan karena Kroasia mendapati
Prancis sebagai lawan mereka di final maka prediksinya adalah Kroasia bakal
takluk di tangan tim asuhan Didier Deschamps. Prancis saat ini terlalu tangguh
bagi Kroasia.
Salah
satu faktor utama yang mendasari kegagalan Kroasia menaklukkan Prancis adalah masalah
kelelahan. Kroasia melalui tiga laga di fase gugur dengan babak perpanjangan
waktu untuk berada di partai final. Sebaliknya Prancis selalu menyelesaikan
laga di fase gugur dalam waktu normal 90 menit.
Jika
diakumulasikan, Kroasia menjalani total 3 kali 120 menit alias 360 menit demi
berada di final Piala Dunia 2018. Prancis sendiri hanya menjalani 3 kali 90
menit atau total 270 menit dalam perjalanan ke final. Terdapat selisih 90 menit
dari total menit bermain yang dijalankan Prancis dan Kroasia.
Artinya
Prancis berselisih satu laga dengan Kroasia. Luka Modric dkk ibarat memainkan
satu laga lebih banyak daripada Prancis di fase gugur. Tambahkan pula fakta
bahwa Prancis memiliki waktu sehari lebih banyak untuk recovery seusai laga
semifinal.
Kroasia
memang berhasil mengatasi faktor kelelahan ini saat meladeni tantangan Inggris
di semifinal tetapi kali ini situasinya jelas akan berbeda. Selain karena
akumulasi menit bermain Luka Modric dkk yang semakin bertambah, Prancis bukan
Inggris yang dinilai menganggap remeh Kroasia dan berbuah pada kelengahan yang
menguntungkan Ivan Rakitic dkk.
“Mereka
(Inggris) meremehkan Kroasia dan itu menjadi kesalahan besar. Kami membuktikan
bahwa kami tidak lelah dan mendominasi pertandingan secara mental dan fisik”
ujar Luka Modric dilansir dari The
Guardian. Well, kondisi diremehkan ini tidak akan didapati Kroasia ketika
berhadapan dengan Prancis.
Juara
Piala Dunia 1998 itu sudah belajar banyak dengan kegagalan mereka memenangkan
partai final Piala Eropa 2016 di kandang sendiri. Kala itu mereka seperti
menyepelekan Portugal yang menjadi lawan di final. Perjalanan Cristiano Ronaldo
dkk tidak begitu meyakinkan untuk sampai ke final sedangkan Prancis menaklukkan
juara dunia Jerman untuk bisa berada di laga final.
”Bagaimanapun
ini tidak akan seperti di Piala Eropa 2016. Kami tidak boleh membiarkan
kesempatan ini lepas” ujar Paul Pogba
kepada L’Equipe. Hal senada
juga dilontarkan Samuel Umtiti. “Kami tidak menang di final Piala Eropa dua
tahun lalu. Saya berharap kali ini akan berbeda” ujar bek Barcelona itu.
Perubahan
sikap mental Prancis yang tidak lagi memandang remeh lawan terlihat saat mereka
berhasil memulangkan Lionel Messi dkk di babak 16 besar. Kemenangan 4-3 atas
Argentina dalam salahsatu laga paling seru di Piala Dunia 2018 itu tidak
disikapi berlebihan.
Prancis
juga tetap membumi usai menaklukkan Uruguay dan Belgia, dua kontestan kuat yang
menunjukkan potensi untuk menjadi calon juara dunia. Prancis diyakini akan
memandang Kroasia sebagai lawan berbahaya yang patut diwaspadai dan karenanya Kroasia
akan sulit mendapati Prancis yang lengah.
Perjalanan
Prancis di fase gugur yang selalu memenangkan laga di waktu normal meski
mendapati lawan kelas kakap seperti Argentina, Uruguay dan Belgia memperlihatkan
bahwa tim asuhan Didier Deschamps sangat solid secara teknik dan mental. Bandingkan
dengan Kroasia yang harus melalui babak tambahan meski mereka “hanya”
menghadapi Denmark, Rusia dan tim muda Inggris.
Keteguhan
Deschamps memainkan formasi 4-2-3-1 sejak laga kedua fase grup menunjukkan
bahwa Prancis sudah memiliki formula untuk menang. Formula yang membuat Paul
Pogba dkk selalu menemukan cara untuk menyelesaikan laga tanpa perlu
berlama-lama masuk ke babak perpanjangan waktu.
Hal
ini juga memperlihatkan perbedaan kualitas dan kedalaman skuad Prancis dengan
Kroasia. Zlatko Dalic memang memiliki skuad yang mumpuni dalam diri Luka Modric
dkk namun level Prancis sedikit di atas Kroasia.
Jika
Kroasia memiliki Dejan Lovren sebagai jenderal di lini pertahanan maka Prancis
punya dua jenderal dalam diri Samuel Umtiti dan Raphael Varane. Jika Kroasia
punya duo Rakitic dan Modric maka Prancis punya duo Kante dan Pogba plus
Matuidi. Teruntuk Kante, pemain inilah yang mematikan Ever Banega dan Eden
Hazard kala Prancis menundukkan Argentina dan Belgia. Jangan heran jika Luka
Modric kewalahan di laga melawan Prancis nanti.
Di
lini serang, Kroasia punya Ivan Perisic dan Mario Mandzukic sedangkan Prancis
memiliki Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Olivier Giroud plus Tolisso,
Nabil Fekir dan Ousmane Dembele. Singkat cerita, Kroasia memiliki bintang
tetapi Prancis bertaburkan bintang.
![]() |
Griezmann dan Mbappe jadi andalan Prancis di lini serang - Photo taken from corners360 |
Satu
hal lagi yang menguatkan prediksi bahwa Prancis lah yang akan menjadi juara Piala
Dunia 2018 adalah fakta sejarah bahwa tim Ayam Jantan adalah “Kryptonite” bagi
Kroasia. Soccerway mencatat dalam lima pertemuan kedua tim, tidak sekalipun Kroasia berhasil
mengalahkan Prancis. Rinciannya adalah Prancis menang 3 kali dan 2 laga lain
berakhir imbang.
Tambahkan
pula catatan bahwa tim terbaik Kroasia era 1998 mengakhiri mimpi di tangan
Prancis. Kala itu Davor Suker dkk kalah dari Prancis era Zidane di babak
semifinal. Kini, 20 tahun kemudian, mimpi Kroasia era Luka Modric boleh jadi
akan berakhir di tangan Antoine Griezmann dkk. Prancis akan merebut trofi
Piala Dunia 2018.
Post a Comment