Mario Balotelli Yang Kini Menjadi "Nice" Bersama Nice
Apa
kabar Mario Balotelli? Striker Italia ini menjulang namanya pada tahun 2012
berkat keberhasilan Man City menjuarai Liga Inggris secara dramatis di menit
akhir laga pekan pamungkas. Super Mario,
julukan Mario Balotelli sudah lama dikenal sebagai pemain muda berbakat sejak
masih berseragam Inter Milan namun tahun 2012 bisa dianggap sebagai momentum
bagi Balotelli untuk benar-benar mencuri perhatian dunia.
![]() |
Balotelli memukau di Euro 2012 - Photo by Daily Mirror |
Aksi
“Why Always Me” yang mewarnai kemenangan besar Man City di kandang MU serta
penampilan heroismenya membawa Italia melaju ke partai final Piala Eropa 2012
jadi highlight baginya. Balotelli
seakan ingin menyatakan bahwa penghargaan Golden Boy Award 2010 yang
diterimanya bukan sebuah kekeliruan.
"Balotelli
punya kualitas teknik luar biasa. Dia harus mengerti kalau dia punya potensi
jadi kelas dunia.” ujar Roberto Mancini, mantan manager Man City seperti
dilansir Sports Mole. Mancini yang pernah menanganinya tahu persis bahwa dalam diri anak muda ini terdapat potensi kehebatan yang belum keluar secara maksimal.
Belum
maksimal. Ya. Dengan bakat luar biasa yang dimilikinya, sangat disayangkan
bahwa Balotelli tidak kunjung maksimal mencapai potensi terbaiknya. Pemain yang
disebut-sebut sebagai striker masa depan Italia dan calon pemain terbaik dunia
itu mengalami kejatuhan karir pada tahun 2016.
Jelang
awal musim 2016/2017, nyaris tidak ada klub yang menginginkan Super Mario. Sangat
kontradiktif dengan kisah karirnya yang dibangun di Inter Milan dan kemudian
bertualang ke klub-klub elit Eropa seperti Man City, AC Milan dan Liverpool.
Kisah
Mario Balotelli di bursa transfer musim 2016/2017 sungguh menyedihkan.Semua
perbincangan mengenai kehebatan Balotelli sirna. Kisah lama kehebatan anak muda
ini tertutup oleh cerita negatif soal perangai buruknya di luar lapangan hijau.
Orang
lebih sering ingat kejadian Balotelli yang nyaris membakar tempat tinggal
sendiri ketimbang mengenang umpan kuncinya kepada Sergio Aguero di menit-menit akhir laga yang
berujung pada gelar juara Liga Inggris dramatis bagi Man City pada tahun 2012.
Kisah
heroiknya dalam balutan seragam timnas Italia dengan memborong dua gol kemenangan
Gli Azzuri atas Jerman di fase
semifinal Piala Eropa 2012 meredup jika disandingkan dengan cerita dirinya kena
tilang karena aksi kebut-kebutan di jalan.
Penampilan
Balotelli di setengah musim 2012/2013 bersama AC Milan yang dicatat Soccerway melesakkan 12 gol dalam 13
laga terlupakan begitu saja saat Super Mario hanya mencetak 14 gol dari 30 laga
di musim berikutnya.
Masih
untung Liverpool “khilaf” dan memboyongnya demi menggantikan posisi Luis
Suarez. Hasilnya? Performa Balotelli memang sedang mentok. Total dalam 28 laga
berseragam The Reds di musim
2014/2015, Super Mario hanya bisa bikin 4 gol.
Wajar
jika kemudian dirinya dipinjamkan kembali ke AC Milan. Parahnya, performa anak
muda ini makin terjun bebas dengan hanya mencetak satu gol saja selama 20 kali
turun bertanding. Bayangkan. Satu gol
saja!?
Deretan
perfoma buruk tersebut ditambah kisah-kisah negatifnya di luar lapangan hijau
jadi paket lengkap untuk menjustifikasi bahwa pemuda yang memproklamirkan diri
hanya kalah dari Messi ini diambang kejatuhan karir secara dini. Juergen Klopp
tidak memasukkannya ke dalam rencana masa depan klub jelang musim 2016/2017 bergulir.
Alih-alih ikut pra musim, Super Mario bahkan harus berlatih bersama tim junior.
Kisah
keterpurukan Balotelli makin diperparah dengan penolakan dari sejumlah klub seperti
Sampdoria dan Chievo pada bursa transfer musim 2016/2017. Makin mengenaskan
karena penolakan terjadi bukan semata karena gajinya yang ketinggian tetapi
karena kuatir Balotelli tidak bisa menjaga sikap di luar lapangan dan akan
mempengaruhi kinerjanya diatas lapangan hijau.
Sampai
kemudian Nice, klub papan tengah di Ligue 1 Prancis meminangnya. Ada kisah
dibalik pemilihan Nice sebagai klub pilihan Balotelli. Super Mario menolak tawaran Lyon, klub Ligue 1 Prancis yang
notabene lebih bergengsi dan berprestasi daripada Nice. Balotelli menyadari
bahwa dirinya perlu bermain rutin untuk mengembalikan kinerjanya yang dulu
memukau banyak orang.
Pilihan
Balotelli untuk mempercayai Nice sebagai klub barunya dan keberanian Nice untuk
mendatangkan Balotelli berbuah positif. Soccerway
memperlihatkan kembalinya ketajaman Balotelli di lini depan. Total 15 gol
dicetaknya dalam 23 laga di musim 2016/2017. Torehan itu menjadikan Balotelli
sebagai top skor Nice pada musim lalu.
![]() |
Balotelli bangkit bersama Nice - Photo by Extraie |
Nice
tampaknya menjadi tempat terbaik bagi Balotelli untuk bangkit. Musim ini
Balotelli sudah mencetak 14 gol dalam 20 laga bagi Nice di Ligue 1. Sebuah
catatan konsistensi yang sudah jarang terlihat darinya. Wajar jika dirinya kini
teramat optimis untuk kembali beredar di liga domestik utama Eropa.
“Saya
sudah lebih dewasa dan siap kembali ke Italia” ujar Baloteli seperti dilansir
dari ESPNFC menjawab rumor dirinya
akan beraksi di Liga Italia musim depan. Menariknya, pemuda kelahiran Palermo
itu tidak tertarik kembali memperkuat AC Milan. “Juve dan Napoli adalah dua
klub yang saya sukai” kata Balotelli.
Dengan
umurnya yang kini menginjak usia 27 tahun, Balotelli seharusnya sudah berada
pada puncak performanya sebagai seorang pesepakbola. Inilah saat terbaik dan
mungkin satu-satunya kesempatan yang tersisa untuk Balotelli membuktikan diri. Bermain
di klub Prancis seperti Nice telah mengubah Balotelli menjadi “nice” kembali.
Post a Comment