Patrick Cutrone, Jawaban Atas Kerinduan Milanisti Pada Sosok Filippo Inzaghi
Ada satu masa dimana
fans AC Milan tidak mempermasalahkan bagaimana sebuah gol tercipta. Apakah
lewat sebuah skema serangan yang rapi ataukah lewat sebuah aksi individu yang
dituntaskan menjadi sebuah gol. Itulah masa-masa dimana AC Milan memiliki
seorang penyerang "tidak biasa" di lini depan mereka. Seorang
penyerang tanpa karakteristik dan kemampuan layaknya seorang striker tajam tapi
mampu mendulang banyak gol bagi Rossoneri.
Itulah sosok Filippo Inzaghi.
![]() |
Cutrone is the next Inzaghi? - Photo by thesun.co.uk |
Jika anda membayangkan
penyerang yang hebat adalah sosok yang memiliki badan kekar berotot, punya
kecepatan berlari, gocekan hebat, sundulan maut dan tendangan keras maka anda
bisa melupakan segala kriteria ideal itu pada sosok Super Pippo, julukan
Filippo Inzaghi. Mantan penyerang Juventus yang menjadi legenda di Milan itu
adalah sosok penyerang berbadan kurus dan gampang jatuh di dalam kotak penalti. Sampai-sampai ada candaan bahwa angin saja
bisa menjatuhkan Inzaghi.
Sudah postur tubuhnya
tidak menggambarkan seorang striker, Inzaghi juga tidak punya kemampuan hebat
menggocek bek-bek lawan apalagi buat adu lari. Kalaupun dirinya bisa berlari di
depan bek yang mengejar maka itu karena Inzaghi lebih duluan berlari sambil
"mencuri offside". Nah, soal kemampuan terakhir inilah yang membuat
tandem sejati Andriy Shevchenko itu bisa mendulang banyak gol.
Tambahkan lagi satu
kelebihannya dalam menemukan posisi yang tepat diwaktu yang pas dalam kotak
penalti. Benar - benar seorang predator dalam kotak penalti lawan. Bola umpan
seakan-akan mencari dimana Inzaghi dalam kotak penalti dan dengan sukarela
dilesakkan kedalam gawang lewat sentuhan-sentuhan kecil. Tidak cantik dan biasa
saja tapi selebrasi gol pria yang memenangkan Piala Dunia 2006 bersama timnas
Italia itu seperti habis mencetak gol terbaik di dunia.
Sekelumit kisah
tentang Inzaghi ini adalah sebuah kenangan indah Milanisti akan sosok penyerang
legendaris yang sudah memberikan 2 gelar Liga Champions bagi AC Milan. Dua
golnya saat Milan menundukkan Liverpool pada final Liga Champions 2007 adalah
sebuah momen tak terlupakan bagi fans Milan di seluruh dunia. Apakah anda
Milanisti dan rindu dengan sosok seperti itu?
Bersyukurlah karena
kerinduan itu terhapuskan dengan kemunculan anak muda bernama Patrick Cutrone. Mantan
penyerang tim Primavera Milan ini melejit menjadi andalan di lini depan
Rossoneri. Penampilan memukaunya kala mencetak 2 gol ke gawang Bayern Munich
dalam laga pramusim ternyata bukan hanya sebuah kebetulan belaka. Itu adalah
sebuah sinyal kemunculan seorang bintang muda.
Keputusan Milan untuk
mempercayakan posisi penyerang tengah kepada Cutrone berbuah manis. Anak muda
itu sukses menjadi pencetak gol terbanyak kedua Milan di Serie A Italia dengan
5 gol sampai pekan ke 24, hanya kalah dari 6 gol Suso. Catatan ini menjadi
sebuah kejutan mengingat Milan sejatinya tidak pernah merencanakan Cutrone
sebagai penyerang utama Milan musim ini. Adalah Andre Silva dan Nikola Kalinic
yang digadang-gadang bakal rutin mengisi posisi terdepan di lini serang.
Efektivitas tampaknya
menjadi kekuatan Cutrone dan ini yang membuat Milanisti terkenang akan sosok
Inzaghi. Gol-gol Cutrone sangat "bergaya Inzaghi". Sederhana, tidak
rumit namun efektif menjebol gawang lawan. Perhatikan bagaimana
Cutrone mencetak gol saat Milan menaklukkan Craiova dalam babak kualifikasi
Play Off Europa League (3/8/2017). Cutrone berada di posisi yang tepat pada
jalur bola liar di depan gawang yang kemudian dengan badan setengah terjatuh
kaki Cutrone masih sempat-sempatnya membelokkan bola ke gawang.
![]() |
Gaya main Cutrone mengingatkan Milanisti pada Inzaghi - Photo by zimbio.com |
Pun demikian saat Milan
menang 2-1 atas Cagliari dalam laga Serie A Italia (27/8/2017). Gol pertama
Milan oleh Cutrone dihasilkan lewat pergerakan sang striker menyambut umpan
silang Suso sambil melepaskan diri dari kawalan bek Cagliari dan ketika bola
sudah di depan mata cukup dengan satu sontekan saja, gol! Benar-benar seperti
melihat Inzaghi bermain lagi di lini depan Milan.
Pertandingan terakhir
Milan kala menundukkan Ludogorets 3-0 di babak 32 besar Liga Europa
memperlihatkan efektivitas khas Cutrone. Who
Scored mencatat Cutrone hanya menyentuh bola sebanyak 23 kali dalam 64
menit di atas lapangan. Jumlah ini hanya lebih baik daripada Abate di lini
belakang.
Meski demikian,
Cutrone justru jadi satu dari dua pemain Milan yang paling sering memberikan
ancaman ke gawang Ludogorets bersama Hakan Calhanoglu. Cutrone dan Calhanoglu
sama-sama melesakkan 2 shoot sepanjang laga dan 1 on target. Hebatnya lagi,
Cutrone berhasil menyarangkan satu gol dengan sedikit sentuhan bola sepanjang
laga. Tambahan satu gol Cutrone pada laga tersebut membuat dirinya sudah
mencetak 4 gol untuk Milan di Liga Europa.
Inilah penyerang ala
Inzaghi yang lama dirindukan Milanisti. Penyerang yang mencetak gol-gol
sederhana lewat satu sentuhan atau sontekan dalam kotak penalti. Penyerang yang
tahu timing dan posisi yang tepat untuk menyambut umpan matang atau bola liar
di depan gawang.
Jika ada yang berbeda
mungkin hanya soal tubuh Cutrone yang tidak sekurus Inzaghi dulu. Satu
perbedaan yang justru membuatnya bisa menjadi Inzaghi masa kini dalam versi
yang lebih baik. Milanisti, sambutlah predator kotak penalti Milan yang baru,
Patrick Cutrone!
Post a Comment