Ketika Piala Presiden Lebih Berharga Daripada Piala AFC Di Mata Bali United
Lebih
penting mana, Piala Presiden atau Piala AFC? Ah, ini pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
Dipandang dari segi status kedua ajang tersebut dan skalanya, Piala AFC jelas
lebih penting. Ini adalah ajang resmi yang mempertemukan klub-klub di Asia.
![]() |
Bali United kala menjamu Yangon United _ Photo by tribunnews.com |
Jika
Eropa mengenal Europa League sebagai kompetisi elit nomor dua di benua biru
maka Piala AFC adalah Europa League-nya Asia. Bertarung di kompetisi ini sama
saja dengan bertarung membawa nama negara dan ini jelas menjadi sebuah
kehormatan bagi klub yang berlaga disini.
Bagaimana
dengan Piala Presiden? Meski seru, ajang ini tetaplah hanya sebuah ajang
pramusim. Tidak banyak yang diperjuangkan di ajang ini selain gengsi
memenangkan sebuah trofi pramusim dengan embel-embel jabatan nomor satu di
negara ini, Piala Presiden.
Dengan
perbandingan yang jelas seperti diatas, menurut kami sangat mengejutkan ketika
Bali United memilih menurunkan tim lapis kedua mereka saat menjamu Yangon
United dalam laga Piala AFC di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali,
Selasa (13/2/2018). Bali United menyimpan striker tajam mereka Ilija Spasojevic
di bangku cadangan bahkan sampai meniadakan nama Stefano Lilipaly dari daftar
skuad.
Mepetnya
laga Bali United di Piala AFC dengan laga semifinal Piala Presiden membuat tim
kebanggaan masyarakat Bali itu memilih menyimpan skuad terbaik untuk meladeni
Sriwijaya FC. Keputusan yang harus dibayar mahal karena Bali United takluk
dengan skor telak 1-3 di kandang sendiri. Mereka bahkan sudah ketinggalan 3 gol
saat laga baru berjalan 25 menit seperti dilansir dari Detik (13/2/2018).
Keputusan
Bali United menyimpan pemain-pemain terbaik untuk melakoni semifinal Piala
Presiden mungkin didasari pertimbangan bahwa Piala AFC menjalankan babak fase
grup dimana masih ada peluang untuk membalas kekalahan pada laga-laga fase grup
selanjutnya. Disisi lain Piala Presiden tinggal menyisakan 2 laga saja untuk
meraih gelar juara. Logikanya sih lebih
baik laga perdana di Piala AFC dikorbankan demi meraih gelar juara di Piala
Presiden.
![]() |
Bali United bermain dengan tim lapis kedua - Photo by fourfourtwo.com |
Nah,
pada titik ini kami melihat ada salah kaprah dalam menilai Piala Presiden.
Bagaimana bisa sebuah ajang pra musim seperti Piala Presiden bisa didahulukan
daripada ajang resmi level Asia seperti Piala AFC yang membawa nama negara?
Inilah yang ditakutkan pelatih PSM Makasar saat berkomentar mengenai Piala
Presiden.
“Ini
(Piala Presiden) hanya pramusim buat saya. Kita mengembangkan (tim) disini.
Kita manfaatkan (pramusim) untuk kembangkan pemain kita. Namun karena uang
hadiah jadi seperti ada kompetisi sebelum kompetisi sesungguhnya dan ini tidak
bagus untuk sepakbola Indonesa” ujar Robert Rene Alberts seperti dilansir dari Detik (27/1/2018).
Apa
yang dikatakan Rene Alberts tampaknya tidak sejalan dengan pemikiran manajemen
Bali United. Padahal jika ditelaah lebih jauh, kebanggaan seperti apa yang bisa
dibanggakan dengan menjuarai Piala Presiden selain guyuran uang hadiah?
Bukankah meraih kejayaan di level Asia bermakna lebih besar daripada sorak
sorai gembira karena juara di ajang pramusim? Ah sayang sekali semua sudah terjadi.
Post a Comment