Bukan Untuk MU, David Moyes Adalah "The Chosen One" Untuk West Ham
9
Mei 2013, fans MU dengan gegap gempita menyambut penunjukan David Moyes sebagai
suksesor Sir Alex Ferguson dibangku pelatih Manchester United. Menjadi penerus
sosok sehebat Fergie jelas bukan sembarang momen. Moyes adalah pria terpilh
itu. Fans MU menjulukinya “The Chosen One”, seakan-akan ingin menandingi
gemuruh kembalinya “The Special One” Jose Mourinho ke Chelsea pada awal musim
yang sama.
![]() |
Moyes kini menangani West Ham United - Photo by Express |
7
November 2017, sekitar 4 tahun kemudian, gegap gempita kembali terdengar usai
penunjukan David Moyes sebagai manager baru West Ham United menggantikan Slaven
Bilic. Hanya saja kali ini gegap gempita itu sarat dengan sarkasme tentang
seorang manager gagal yang ditunjuk menangani klub yang terancam degradasi.
Kembalinya
David Moyes di kursi pelatih klub Liga Inggris disambut miring. Tidak perlu
mengungkit bagaimana Moyes gagal menyelesaikan musim perdananya di Old Trafford
karena keburu dipecat. Hasil kerja pria Skotlandia itu di Sunderland, klub
terakhir yang ditanganinya sebelum menerima pinangan West Ham United berakhir
buruk.
Musim
lalu Sunderland terdegradasi ditangan seorang David Moyes. Menjadi ironis
karena materi skuad The Black Cats sesungguhnya mumpuni berkat keberadaan
pemain seperti John O’Shea, Jermain Defoe, Adnan Januzaj, Fabio Borini, Jordan
Pickford dan Younes Kaboul, deretan nama yang tidak asing bermain di Premier
League.
Who Scored mencatat
Moyes hanya bisa membawa Sunderland menang 6 kali dalam 38 laga. Defoe dkk
takluk sebanyak 26 kali pada akhir musim 2016/2017. Sunderland jadi tim dengan
lini penyerangan paling mandul karena hanya mampu melesakkan 29 gol, sejalan
dengan lini pertahanan mereka yang dicatat sebagai satu dari tiga tim dengan
pertahanan terburuk musim itu.
Bayangkan
sebuah klub seperti West Ham yang terancam degradasi ditangani seorang manager
yang kali terakhir bertugas justru gagal menyelamatkan timnya dari jurang
degradasi. Entah apa yang ada dalam pikiran manajemen The Hammers. Sejak
gagal menangani MU yang mungkin jadi satu-satunya kesempatan seumur hidup Moyes
menangani klub elit, pria Skotlandia itu tidak mampu bangkit. Real Sociedad
yang ditanganinya selepas dari MU justru jadi klub berikutnya yang tidak puas
dengan kinerja Moyes.
![]() |
Moyes gagal saat menangani MU - Photo by Caught Offside |
Keraguan
begitu besar yang muncul pada kemampuan David Moyes menangani sebuah tim saat
ini adalah kejatuhan imej yang begitu drastis bagi mantan manager Everton itu. Lima
tahun lalu Moyes adalah sosok yang dianggap memiliki kapabilitas menangani klub
sehebat MU. Hari ini? Untuk menangani klub calon degradasi pun dirinya menjadi
bahan olokan.
Wajar
jika kemudian David Moyes benar-benar menjadikan West Ham sebagai titik balik
karirnya yang tercoreng selama ini. Menyelamatkan West Ham dari jurang
degradasi saat ini mungkin tidak kalah berharganya dengan memenangkan trofi
juara bersama MU. Dan sejauh ini Moyes tampak berhasil membuktikan
kapabilitasnya sebagai manager jempolan. The
Hammers kini dibawanya bertengger di posisi 12 klasemen alias terpisah 5
anak tangga dan 4 poin dengan jurang degradasi. Meski belum sepenuhnya aman
tetapi kondisi West Ham saat ini jelas lebih baik. Andy Carrol dkk sudah lebih
nyaman untuk berlari jauh dari jerat degradasi ketimbang saat masih ditangani
Slaven Bilic.
Jika
West Ham diakhir musim nanti berhasil bertahan di Premier League Inggris maka
sosok David Moyes layak diacungi jempol sebagai sosok yang berjasa untuk itu. The Chosen One mungkin jadi julukan yang
usang bagi fans MU untuknya tetapi bagi fans The Hammers, He Is maybe truly The Chosen One.
Post a Comment