Aubameyang, Striker Hebat Yang Disia-siakan AC Milan
Kata orang penyesalan itu
datangnya selalu belakangan karena jika datang diawal namanya pendaftaran. Kata
penyesalan tampaknya kini menghinggapi klub raksasa Italia AC Milan atas kabar
kepindahan striker Borussia Dortmund, Pierre Emerick Aubameyang ke Arsenal. Lho
apa sangkut pautnya?
![]() |
Aubameyang resmi pindah ke Arsenal - Photo by metro.co.uk |
Sudah bukan rahasia lagi bahwa
AC Milan sempat menjadikan penyerang asal Gabon itu sebagai salahsatu buruan
utama untuk mengisi lini depan mereka musim ini. Sebelum Kalinic dari
Fiorentina yang akhirnya mendarat di San Siro, nama Aubameyang sudah sempat
gencar disebut-sebut menjadi target Milan di bursa transfer jelang musim
2017/2018 bergulir.
Ironis karena Aubameyang sebenarnya
pernah resmi berseragam AC Milan pada periode 2008 sampai 2011. Semua bermula
ketika Aubameyang yang masih berusia 18 tahun tergabung dalam tim junior Milan
pada Januari 2007. Bersama tim muda Milan itu, Aubameyang sudah menunjukkan
tanda-tanda sebagai calon penyerang hebat. Dalam sebuah turnamen di Malaysia
pada Agustus 2007, Aubameyang memukau banyak orang setelah mencetak gol ke
semua lawan Milan. Aubameyang mencetak 7 gol dalam 6 laga.
Milan lantas menaikkan
statusnya ke tim senior Milan pada musim 2008/2009. Titik balik hubungan
Aubameyang dan Milan yang kelak akan disesali Milan bermula disini. Menilai
sang pemain masih teramat muda dan butuh jam terbang tinggi, Rossoneri meminjamkan Aubameyang ke klub
Prancis Dijon.
Bersama Dijon, Soccerway mencatat Aubameyang mencetak
10 gol dalam 39 laga. Pelatih Dijon saat itu, Daniel Joseph sampai melayangkan
pujian. “performa Pierre sangat impresif menimbang fakta bahwa umurnya masih 18
tahun” katanya. Sebuah pencapaian bagus untuk seorang pemain muda dan testimoni
yang positif. Sayangnya semua itu belum menggerakkan hati Milan untuk
menariknya kembali ke San Siro.
Lepas dari Dijon, bukannya
berlaga di Serie A Italia bersama Milan, Aubameyang malah seakan-akan menjadi
pemain Liga Prancis setelah Milan terus saja meminjamkannya ke klub Prancis
lain seperti Lille, Monaco dan Saint Etienne. Di klub terakhir inilah akhirnya
Aubameyang menyatakan cukup dengan urusan peminjaman dari Milan.
Setelah terus menjadi pemain
pinjaman, akhirnya pada tahun 2011 Saint Etienne menjadi pelabuhan permanennya
untuk membuktikan diri. Dengan kepindahan secara resmi dari Milan ke klub
Prancis itu, praktis Milan sama sekali tidak pernah memberikan kesempatan bagi
Aubameyang untuk beraksi dengan kostum tim utama Milan sejak bergabung pada
musim 2008/2009. Sekitar 3 tahun, anak muda penuh bakat ini hanya jadi objek
pemain pinjaman Milan dari satu klub ke klub lain.
Aubameyang lantas tidak
menyia-nyiakan kesempatan berada secara permanen disebuah tim. Di usia yang
sudah lebih dewasa, sang striker menggila dengan mencetak 41 gol dalam total 97
laga bersama Saint Etienne. Kinerja mantap itu lantas menarik perhatian Borussia
Dortmund.
![]() |
Bersama Dortmund, Aubameyang menjelma jadi striker papan atas Eropa - Photo by skysports.com |
Lima musim bersama klub Jerman
itu, Aubameyang makin eksis sebagai
salahsatu penyerang papan atas Eropa. Soccerway
memperlihatkan pria yang kini berusia 28 tahun itu selalu membuat lebih dari 20
gol dalam 4 musim terakhirnya bersama Dortmund.
Dengan ketajaman luar biasa
yang membuat dirinya menjadi rebutan klub-klub papan atas Eropa, barulah Milan
menyadari bahwa mereka telah melepaskan mutiara yang tak ternilai harganya dari
genggaman mereka. Meroketnya penampilan Aubameyang selepas dari “masa kelam” di
Milan berbanding lurus dengan kenaikan harga sang pemain.
Transfermarkt
mencatat harga Aubameyang saat dilepas Milan ke Saint Etienne pada 2011 adalah
1.8 juta euro. Sekitar 7 tahun kemudian harga itu naik drastis menjadi 63.75
juta euro saat Dortmund melepasnya ke Arsenal. Harga yang pantas untuk seorang
pemain yang telah mencetak 141 gol dalam 213 laga bersama Dortmund. Harga dan
performa yang meninggalkan penyesalan mendalam bagi AC Milan.
Post a Comment