Mengenang Maldini, Nesta Dan Cannavaro, Trio Bek Tampan Italia
Pada
masa akhir tahun 1990 sampai memasuki awal tahun 2000, cukup banyak cewek
menyukai sepakbola. Bukan, bukan semata karena mereka menikmati dan menyukai
permainan sepakbola. Faktanya beberapa diantara mereka memang paham aturan
permainan sepakbola namun tidak sedikit yang masih bingung mengapa sebuah gol
bisa dianulir karena offside. Mari kita
tertawa dulu hahahahaha
![]() |
Maldini bek legendaris Milan dan Italia - Photo by dailymail.co.uk |
Pada
masa itu kamar-kamar mereka tidak hanya ditempeli poster boyband seperti
Backstreetboys, Boyzone sampai Westlife seturut era boyband yang sedang
merajalela saat itu. Wajah-wajah tampan pesepakbola yang kebanyakan tidak
jauh-jauh dari Del Piero, David Beckham dan Michael Owen ikut menghiasi kamar
gadis remaja diakhir tahun 1990-an.
Nah
bicara soal wajah tampan ini, dimasa akhir tahun 1990 itu ada tiga bek tampan
yang kerap menjadi bahan pembicaraan remaja penggemar sepakbola. Bukan hanya
menjadi idola para remaja cewek tetapi juga menjadi idola penggemar sepakbola
dari segala usia. Tiga pemain itu adalah Paolo Maldini, Alessandro Nesta dan
Fabio Cannavaro.
Bukan
kebetulan jika ketiga pemain ini adalah bek tangguh asal Italia yang malang
melintang di kompetisi Serie A Italia karena pada masa tersebut Liga Italia
adalah liga terpopuler di dunia mengalahkan kehebohan Liga Inggris dan Liga
Spanyol. Kira-kira jika hari ini kita memandang Liga Inggris sebagai tontonan utama
liga domestik di Eropa maka pada masa itu Liga Italia adalah pilihan utamanya.
Keberadaan
trio Maldini, Nesta dan Cannavaro di Liga Italia turut mendongkrak pamor
kompetisi domestik Italia itu selain memang ketiganya masuk dalam deretan bek
tangguh di dunia saat itu. Wajar jika kemudian ketiganya berdiri sejajar dengan
bintang Italia lain yang tidak kalah tampan seperti Del Piero, Totti, Inzaghi
sampai Christian Vieri.
Riwayat
prestasi ketiga bek legendaris Italia ini memiliki catatan yang ironis satu
sama lain. Mengapa dikatakan ironis? Coba tengok prestasi Paolo Maldini bersama
AC Milan. Saat berseragam Milan, Maldini memenangkan semua trofi juara yang
mungkin dimenangkan oleh seorang pesepakbola. Transfermarkt mencatat sejak masuk ke tim senior Milan pada musim
1984/1985 sampai gantung sepatu di musim 2008/2009, Maldini memainkan 902 laga
yang berbuah 7 Scudetto, 5 Liga Champions, 4 Piala Super Eropa dan sejumlah
gelar juara lainnya.
Gemilang
bersama Milan di level klub, kapten Rossoneri
itu nihil gelar juara di level timnas. Kisah Maldini di timnas Italia bahkan
tergolong tragis. Simak bagaimana Italia kalah adu penalti dalam final Piala
Dunia 1994 dari Brazil dan kalah lewat golden
goal Prancis dalam final Piala Eropa 2000 yang menyesakkan. Kisah tragis
saat membela negara ini yang tidak dialami Fabio Cannavaro.
![]() |
Cannavaro jadi kapten saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006 - Photo by goal.com |
Cannavaro
yang melanglang buana bersama Napoli, Parma, Inter Milan, Juventus dan Real
Madrid memang tidak memiliki prestasi sedahsyat Maldini di level klub. Cannavaro
meraih Scudetto bersama Juventus dan juara La Liga bersama Madrid namun tidak
pernah sekalipun mengangkat trofi juara Liga Champions. Meski demikian, pemain
yang jadi kapten timnas Italia di Piala Dunia 2006 ini justru memenangkan apa
yang selalu nyaris dimenangkan Maldini yaitu trofi juara Piala Dunia. Dalam
gelaran di Jerman tersebut, Cannavaro jadi simbol ketangguhan lini pertahanan Gli Azzuri berkat status sebagai bek
terbaik turnamen sepakbola terakbar di dunia itu.
Bagaimana
dengan Alessandro Nesta? Mantan anak emas Lazio ini dicatat Soccerway baru mencapai puncak prestasi
di level klub bersama AC Milan. Berbekal satu Scudetto bersama Lazio, Nesta
datang dan berduet dengan Maldini di jantung pertahanan Milan untuk memenangkan
lebih banyak trofi juara seperti 2 Scudetto, 2 Liga Champions, 2 Piala Super
Eropa sampai sebuah trofi Piala Dunia Antar Klub.
Saat
bermain untuk timnas Italia, kisah Nesta tidak seburuk Maldini meski juga tidak
bisa dikatakan sangat menyenangkan. Pemain yang akrab dengan nomor punggung 13
itu menjadi bek utama Italia di Piala Dunia 2006 namun cedera pada awal
turnamen memaksanya menjalani sisa kejuaraan dari bangku cadangan. Nesta memang
tetap menjadi bagian dari skuad juara Piala Dunia 2006 namun perannya berubah
drastis dari pemain kunci yang berduet dengan Cannavaro di belakang menjadi
penonton Materazzi saat memprovokasi Zidane di partai final dari bangku
cadangan.
Apapun
itu, Nesta tetap tercatat sebagai satu dari sekian bek tangguh yang pernah
dimiliki Gli Azzuri dan Serie A Italia. Bersama Maldini dan Cannavaro, Nesta
juga tercatat kedalam nama-nama pesepakbola berwajah tampan yang jadi idola
remaja penggemar sepakbola di akhir tahun 1990 dan awal tahun 2000.
Wajah-wajah
tampan pesepakbola khususnya dari Italia pada masa itu adalah magnet terbaik
untuk mengajak remaja cewek agar betah menyaksikan siaran langsung sepakbola di
depan layar TV. Maldini, Nesta dan Cannavaro bukan hanya bagian dari sejarah
ketangguhan Cattenacio Italia tetapi juga telah menjadi sekeping kenangan manis
dan indah dari dunia sepakbola di masa remaja generasi 90-an.
Post a Comment