Jangan Lupa, Piala Presiden Hanya Ajang Pramusim
“Ini
hanya pramusim buat saya. Kita mengembangkan (tim) disini. Kita manfaatkan
(pramusim) untuk kembangkan pemain kita. Namun karena uang hadiah jadi seperti
ada kompetisi sebelum kompetisi sesungguhnya dan ini tidak bagus untuk
sepakbola Indonesa”. Pendapat ini diutarakan oleh pelatih PSM Makassar Robert
Rene Alberts seperti dilansir dari Detik (27/1/2018).
![]() |
Persib vs PSMS di Piala Presiden 2018 - Photo by bola.liputan6.com |
Pendapat
pelatih asal Belanda tersebut disampaikan usai menyaksikan oknum supporter Persib
yang meluapkan kekecewaan akibat Persib gagal lolos dari fase
grup Piala Presiden dengan cara yang membuat suasana tidak kondusif. Oknum pendukung Persib
dikatakannya melempar botol berbahan plastik dan kaca sampai batu.
Mengingat
pemicu kekecewaan tersebut akibat kegagalan Persib melaju lebih jauh di ajang
Piala Presiden 2018, wajar kalau kemudian Rene Alberts menilai telah terjadi
salah penafsiran akan makna penyelenggaraan Piala Presiden. Aksi oknum pendukung Persib yang meluapkan kekecewaan seperti baru saja melihat tim
kesayangan mereka gagal di kompetisi yang sebenarnya terasa bukan pada tempatnya.
Inilah
yang menjadi sorotan Rene Alberts tentang memaknai pelaksanaan Piala Presiden.
Seperti yang dituliskan di awal, pelatih yang pernah membawa Arema juara Liga
Indonesia itu menekankan sekali lagi bahwa Piala Presiden adalah sebuah ajang
pramusim. Ini bukanlah Liga 1 Indonesia yang merupakan kompetisi sesungguhnya.
Memperlakukan
ajang pramusim secara serius jelas bukan hal yang keliru namun ketika keseriusan
itu berkembang menjadikannya sebagai ajang yang sesungguhnya maka seperti kata
Rene Alberts, ini tidak bagus untuk sepakbola Indonesia. Ajang pramusim adalah
tempat untuk menempa tim sebelum masuk dalam kompetisi sebenarnya. Jangan salah
kaprah dalam menjalaninya.
![]() |
Aksi Marko Simic (Persija) di Piala Presiden 2018 - Photo by bola.liputan6.com |
Perhatikan
bagaimana tim-tim elit Eropa menjadikan ajang pramusim sebagai kesempatan untuk
mengasah strategi. Dalam situasi seperti itu maka tim seperti AC Milan pun
tidak akan sampai baperan jika kalah
dari Inter Milan ketika bertemu di ajang pramusim. Pun
demikian jika MU kalah dari Madrid diajang yang sama.
Mereka
paham bahwa ajang pramusim yang
bertebaran jelang kompetisi Eropa bergulir bukanlah turnamen sesungguhnya.
Bahkan ajang-ajang seperti itu justru menjadi kesempatan klub-klub Eropa
melakukan “laga bisnis” ke wilayah Asia demi menarik simpati fans mereka.
Pada
titik ini ajang pramusim benar-benar menjadi ajang pramusim. Orang boleh saja
menyebut pertemuan Madrid dan Barcelona di ajang pramusim sebagai El Clasico
tetapi semuanya sadar bahwa El Clasico sesungguhnya adalah saat La Liga Spanyol
bergulir. Nah, jika sudah begini pemahamannya maka tim-tim yang bertarung di
Piala Presiden 2018 bisa tetap serius menjalani ajang ini tanpa harus baperan plus ngambek bin manyun jika
timnya kalah. “Liga belum mulai” kata Rene Alberts dilansir dari Detik (27/1/2018) saat konferensi pers
usai laga PSM melawan Makassar.
Post a Comment